Nama Minangkabau berasal dari dua kata,
minang dan
kabau. Nama itu dikaitkan dengan suatu
legenda khas Minang yang dikenal di dalam
tambo.
Tambo Minangkabau adalah karya sastra sejarah yang merekam
kisah-kisah legenda-legenda yang berkaitan dengan asal-usul suku bangsa,
negeri dan tradisi dan alam
Minangkabau. Tambo Minangkabau ditulis dalam
bahasa Melayu yang berbentuk
prosa.
Tambo berasal dari
bahasa Sanskerta,
tambay yang artinya
bermula. Dalam tradisi masyarakat Minangkabau, tambo merupakan suatu warisan turun-temurun yang disampaikan secara lisan
[1]. Kata
tambo atau
tarambo dapat juga bermaksud sejarah, hikayat atau riwayat. Maknanya sama dengan kata
babad dalam
bahasa Jawa atau
bahasa Sunda.
Penulisan tambo Minangkabau, pertama kali dijumpai dalam bentuk
aksara Arab
dan berbahasa Minang. Sedangkan penulisan dalam bentuk latin baru
dikenal pada awal abad ke-20, yang isinya sudah membandingkan dengan
beberapa bukti sejarah yang berkaitan
[2]. Naskah tambo Minangkabau sebagian besar ditulis dengan huruf Arab-Melayu (
huruf Jawi), dan sebagian kecil ditulis dengan
huruf Latin. Jumlah naskah yang sudah ditemukan adalah 83 naskah. Judulnya bervariasi, antara lain
Undang-Undang Minangkabau,
Tambo Adat,
Adat Istiadat Minangkabau,
Kitab Kesimpanan Adat dan Undang-Undang,
Undang-Undang Luhak Tiga Laras, dan
Undang-Undang Adat.
Tambo di Minangkabau secara garis besar dibagi dua bagian utama:
[3]
- Tambo alam, yang mengisahkan asal usul nenek moyang serta tentang kerajaan Minangkabau.
- Tambo adat, yang mengisahkan adat, sistem pemerintahan, dan undang-undang tentang pemerintahan Minangkabau di masa lalu.
Penyampaian kisah pada tambo umumnya tidak tersistematis, sementara
kisahnya kadang kala disesuaikan dengan keperluan dan keadaan, sehingga
isinya dapat berubah-rubah menurut kesenangan pendengarnya
.
Namun demikian pada umumnya Tambo Minangkabau adalah karangan saduran,
oleh sipenyadur tidak menyebutkan sumbernya sehingga seolah-olah
merupakan hasil karyanya. Ada 47 buah tambo asli Minangkabau yang
tersimpan di berbagai perpustakaan di luar negeri, 10 diantaranya ada
di Perpustakaan Negara Jakarta, satu sama lainnya merupakan karya
saduran tanpa di ketahui nama asli pengarangnya.
Itulah tambo Minangkabau saya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar