Sabtu, 29 Maret 2014

Makalah Manusia dan Cinta Kasih





ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN CINTA KASIH



 
      Dosen : Ivan Arifandi
      Oleh    : Ingri Marta Yondra
      NPM   : 54413418
      Kelas   : 1IA11




UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
2014





Kata Pengantar

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia Dan Cinta Kasih” yang merupakan salah satu tugas terstruktur Ilmu Budaya Dasar pada semester dua.
Dalam menyelesaikan makalah ini, Penulis telah mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1.      Bapak Ivan Arifandi selaku dosen mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan Penulis dalam penulisan makalah  makin bertambah.
2.      Pihak-Pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi Penulis. Akhir kata Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan Penulis terima dengan senang hati.

     Depok, 24 Maret 2014


Penulis







Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
            Latar Belakang Masalah
Bab II PEMBAHASAN
            Arti Cinta Kasih
            Kaaih Sayang
            Kemesraan
            Pembagian Cinta
Hubungan Cinta Kasih Dan Manusia Dengan Ilmu Budaya Dasar
Bab III
            Kesimpulan
            Daftar Pustaka







BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam diri setiap manusia terdapat dua sumber kekuatan yang menggerakkannya untuk berbuat atau bertingkah laku. Termasuk untuk mencintai atau dicintai. Dua sumber kekuatan itu adalah akal dan budi di satu pihak, dan nafsu dipihak lain. Jadi, perasaan cinta dapat dipengaruhi oleh dua sumber, yaitu perasaan cinta yang digerakkan oleh akal budi dan perasaan cinta yang digerakkan oleh nafsu. Yang pertama disebut cinta tanpa pamrih atau cinta sejati, sedangkan yang kedua disebut cinta nafsu atau cinta pamrih. Cinta kasih atau cinta sejati adalah rasa cinta yang tulus dan tidak memerlukan atau menuntut balas.
Cinta adalah sikap, sesuatu orientasi watak yang menentukan hubungan pribadi dengan dunia keseluruhan, bukan menuju sesuatu objek cinta. Jika seseorang pribadi hanya mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya yang lain, cintanya bukanlah cinta, tetapi ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.
 


BAB II
PEMBAHASAN

  1. ARTI CINTA KASIH
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karya WJS. Porwadarminta, Cinta kasih adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atu sangat tertarik hatinya. Sedangkan rasa kasih artinya perasaan sayang atu cinta kepada atu mengaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta dapat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan iklas, mengikuti perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syriat-Nya.
Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan, terutama cinta itu memberi bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang terpenting dalam memberi yang bersifat manusiawi bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur seperti pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan.
Sedangkan pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur keterikaatn, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan itu sendiri ialah suatu perasaan untuk terus bersama dia, segala prioritas untuk dia. Sedangkan keintiman ialah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia.sudah tidak ada jarak lagi. Dan kemesraan ialah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar yang menunjukkan segitiga cinta.
Selain perngertian yang dikemukan oleh Sarlito, lain halnya cinta yang dikemukan oleh Dr, Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manjemen cinta, cinta adalah perasaan jiwa yang bergejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Cinta adalah fitrah manusia yang murni, yang tak dapat pisah dengan kehidupan. Didalam kitab suci Alqur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyai di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah. Tingkatancinta tersebut adalah berdasarkan firman Allah dalam surah At-taubah ayat 24 yang artinya :
Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri saudaramu, harta kekayaan yang kamu usahakan,perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang fisik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasullah dan berjihad di jalanAllah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, saudara-saudara, istri/suami, dan kerabat. Cinta tinggkat terendah adalah cinta yang mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
2.      KASIH SAYANG
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta, kasih sayang diartikan perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.Ada bermacam bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang atau disayangi.Dalam kasih sayang masing-masing pihak dituntut untuk memiliki tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling mempercaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.

Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa makna kasih sayang yang sebenarnya, sekaligus memilikinya di dalam sanubari. Seseorang akan terlanda kekeringan jiwa jika hidup tanpa memiliki kasih maupun sayang. Apapun yang terjadi, pasti dia akan selalu ingin cintai sekaligus mencintai orang lain. Dari pertama kali lahir di dunia sampai ajal menjemput.
Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laiki-laki dan perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan disayanginya.

3.      KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
                       Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
                       Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
                       Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.





4.      PEMBAGIAN CINTA
a.       Cinta kepada Allah
Mencintai Allah bukan sebatas ibadah vertikal saja (mahdhah), tapi lebih dari itu ia meliputi segala hal termasuk muamalah . Keseimbangan antara hablun minallah dan hablun minannas ini pernah di tekankan oleh Nabi Saw. dalam sebuah hadits “Aku tidak menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (khalil), melainkan karena ia memberi makan fakir miskin dan shalat ketika orang-orang terlelap tidur”. Jadi cinta kepada Allah pun bisa diterjemahkan ke dalam cinta kemanusiaan yang lebih konkrit, misalnya bersikap dermawan dan memberi makan fakir miskin.
Sikap dermawan inilah yang dalam sejarah telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, dan sebagainya. Bahkan karena cintanya yang besar kepada Allah mereka memberikan sebagian besar hartanya dan hanya menyisakan sedikit saja untuk dirinya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. pernah bersabda ketika ditanya sahabatnya tentang kekasih Allah (waliyullah). Jawab beliau: “Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, dengan ruh Allah, bukan atas dasar pertalian kerluarga antara sesama mereka dan tidak pula karena harta yang mereka saling beri.” Menurut Nurcholish Madjid, yang di tekankan dalam sabda Nabi tersebut adalah perasaan cinta kasih antar sesama atas dasar ketulusan, semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
b.      Cinta Kepada Orang Tua
Anak merupakan buah alami atas dasar cinta ibu dan ayah,status sebagai ayah dan ibu adalah status mulia yang penuh dengan makna,cinta ibu kepada anaknya tak akan dapat terhitung. Ibu susah payah mengandung dan merawat kita sedangkan kita sebagai anak tidak mampu membalasnya.Cinta ayah kepada anaknya menjaga keluarganya memberinya nafkah dengan bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Sungguh cinta orang tualah yang sangat berarti dalam hidup ini cinta orang tua kepada anaknya tidak dapat di ragukan lagi.
Dalam sebuah ayat Al-Qur’an allah berfirman yang artinya:
” Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun,bersyukurlah kepada-Ku Dan kepada kedua orang ibu dan bapakmu hanya kepada –Kulah kembalimu .”(Q.S Lukman:31-14).
c.       Cinta terhadap Suami/Istri
Kehidupan suami-isteri hendaklah dibina dengan kecintaan dan ketulusan. Al-Qur’an menghendaki cinta yang tulus, bukan cinta yang semu cinta yang di damba adalah cinta yang akar-akarnya menghujam ke dalam tanah. Sebuah keluarga yang diliputi sifat-sifat seperti ini, niscaya akan dinaungi keridhaan Allah SWT . Manusia manapun hendaknya menjadikan rumah tangga Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah as sebagi panutan yang ideal. Karena tidak terbantahkan lagi, rumah tangga kedua manusia suci ini senantiasa dekat dengan rahmat Allah SWT. Kehidupan suami isteri harus menjadi dua sahabat karib yang saling berbagi manis pahitnya kehidupan, serta selalu  menyelesaikan setiap problema kehidupan dengan tangan dingin.


d.      Cinta terhadap Saudara
Sebagaimana yang telah kita ketahui saudara perempuan ataupun saudara laki-laki kita, lebih dekat terhadap kita, dari pada orang lain, setelah orang tua kita. Maka jika kita ingin membahagiakan kedua orang tua kita, bersikap sopan dan sayangilah mereka.
e.       Cinta Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua manusia berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
f.       Cinta terhadap Diri Sendiri
Kasih sesungguhnya adalah sebuah tindakan yang selalu dimulai dengan mengasihi diri sendiri. Bahkan, mengasihi diri sendiri sesungguhnya adalah dasar untuk mengasihi orang lain. Kesalahan terbesar dalam memahami kasih adalah asumsi bahwa mencintai diri sendiri itu tidak penting. Bahwa mencintai diri sendiri adalah sebuah bentuk keegoisan. Dan bahwa kita harus mencintai orang lain di atas diri kita sendiri. Konsep ini sering dianggap sebagai konsep yang indah dan mulia. Namun, saya ingin mengatakan bahwa konsep ini keliru dan bahkan akan menyulitkan tindakan kasih itu sendiri. Bukan hanya itu, konsep ini justru bertentangan dengan hukum alam mengenai kasih.

Ada tiga tingkat cinta :
·         Pertama, cinta atas dasar harapan mendapat sesuatu. Yaitu ketika seorang yang mencintai kekasihnya karena menginginkan sesuatu dari kekasihnya itu. Dan sesuatu yang diinginkannya itu biasanya berujud materi.
·         Kedua, cinta atas dasar mengharap ridho kekasih. Cinta seperti ini lebih tinggi tingkatannya dari yang pertama. Yaitu mencintai kekasih karena semata mengharap ridhonya. Orang yang memiliki cinta tingkat kedua ini akan melakukan apapun secara sukarela dengan tujuan agar kekasih mendapatkan kebahagiaan. Agar kekasih memperoleh kesenangan. Agar kekasih terhindar dari marabahaya, dll. Terkadang ada dia berani mengambil resiko besar dalam melakukan hal-hal tersebut. Terkadang dia bersedia melakukan sesuatu yang konyol dan memalukan. Terkadang dia mau melakukan sesuatu yang tidak masuk akal.
·         Ketiga, cinta atas dasar mengharap Ridho Allah sekaligus ridho kekasih. Inilah cinta sejati. Inilah cinta tertinggi. Pada cinta jenis kedua (mengharap ridho kekasih), adakalanya orang tersebut melakukan sesuatu dengan tulus namun apa yang dilakukannya itu tidak diridhoi oleh Allah, Sang Pencipta Cinta. Artinya apa yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan-aturan agama. Jika demikian adanya, maka dia dan kekasihnya tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Yang dirasakannya hanyalah kesenangan jangka pendek dan bersifat semu.

5.      HUBUNGAN CINTA KASIH DAN MANUSIA DENGAN IBD
Manusia diharapkan menghasilkan kebudayaan yang bermanfaat untuk kemaslahatan atau kebaikan umat manusia. Dalam menciptakan kebudayaan ini diperlukan landasan cinta agar hasilnya benar-benar untuk kemaslahatan namun cinta disisni cinta yang berpusat pada Allah.Karya yang dilandasi cinta kasih yang benar akan lebih baik dari pada yang tidak menggunakan cinta. Cinta hanya untuk menggapai ke Ridho-an Allah.

BAB III
PENUTUP

Manusia dan cinta kasih merupakan rasa suka terhadap sesama manusia, maupun makhluk hidup lainnya karna jika merawat, memelihara makhluk hidup maupun mencintai sesama manusia tidak dengan cinta dan kasih sayang maka tidak akan berlangsung lama dalam artian kebersamaan nya, Tidak ada manusia yang tidak memiliki rasa cinta kasih. Cinta kasih memiliki tiga tingkat cinta dan mamiliki berbagai bentuk cinta.
Demikianlah wujud cinta terhadap sesama manusia yang harus kita tumbuhkan dalam hati nurani. Cinta kasih atau cinta sejati adalah cinta kemanusiaan yang tumbuh dan berkembang dalam lubuk sanubari setiap manusia, bukan dorongan suatu kepentingan melainkan atas dasar kesadaran.
Cinta kasih meliputi seluruh dunia, tanpa melihat suku bangsa, warna kulit, agama, dan sebagainya dan tidak mengenal batas waktu. Cinta kasih tidak mengenal iri, cemburu, persaingan dan sebagainya. Yang ada adalah perasaan yang sama dengan perasaan yang ada pada orang yang dicintai, mengapa? Karena dirinya adalah diri kita, gembiranya adalah gembira kita. Bagi cinta kasih pengorbanan adalah suatu kebahagiaan. Sebaliknya, ketidakmampuan membahagiakan atau paling tidak meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.




Daftar Pustaka

                      Kamus umum Bahasa Indonesia karya WJS. Porwadarminta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar